Karo, Jurnaliskaro.com,- Terkait tewasnya wartawan Sempurna Pasaribu bersama anggota keluarganya akibat kebakaran yang terjadi di rumahnya, Kamis (27/06/2024) dinihari kemarin.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Polisi Hadi Wahyudi menyampaikan sampai saat ini pihak kepolisian masih terus bekerja melakukan rangkaian penyelidikan, mulai dari proses olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), tim laboratorium forensik, hingga penyidik dari Polda memberikan asistensi kepada penyidik Polres Tanah Karo.
“Setiap peristiwa maupun suatu perkara yang terjadi, pihak kepolisian akan berusaha mengusut dengan tuntas dengan metode Scientifik Crime Investigation,” jelasnya saat di Polres Tanah Karo, Minggu (30/06/2024) siang.
Untuk itu Polda Sumut mengundang Ahli, seorang Profesor, yang ahli di bidang sifat thermal material kimia dari Universitas Sumatera Utara, untuk menjelaskan terkait dengan kebakaran dan berbagai aspek terkait lainnya, yang selama ini mungkin kita tidak tahu atau kita abaikan.
Menurut Pendapat Ahli Bidang Sifat Thermal material kimia dari Universitas Sumatera Utara, Profesor Basuki Wirjono, menyampaikan pentingnya keselamatan dalam penyimpanan dan penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Melihat dari fakta kebakaran, bahwa korban ada menjual Gas LPG 3 kg dan juga BBM eceran, yang disimpan di warung yang juga sebagai tempat tinggal, Basuki memberikan perhatian serius akan hal tersebut.
“BBM sangat mudah terbakar, dalam suhu 60 derajat celcius dan penggunaan jerigen plastik untuk mengisi BBM, dapat memudahkan menaikan suhu panas dan itu juga tidak disarankan, karena itu pembeilan BBM di pom bensin dilarang menggunakan bahan plastik karena sangat berbahaya,” terangnya.
Selain itu, Basuki mengingatkan pentingnya penyimpanan BBM di tempat yang aman dan tidak di area yang mudah dilalui orang. Ia juga menekankan pentingnya ventilasi yang baik di rumah, terutama di daerah dingin, untuk menghindari bahaya keracunan karbon monoksida yang bisa terjadi akibat penguapan di ruangan yang tidak cukup ventilasi.
“Prosedur keselamatan terkait dalam penyimpanan zat yang mudah terbakar tidak hanya penting di pabrik atau gudang besar perusahaan, tetapi juga di rumah dan lingkungan sekitar,” ungkapnya.
Ia mengajak masyarakat untuk lebih sadar akan bahaya yang mungkin terjadi dan mengambil langkah langkah pencegahan yang diperlukan untuk tidak sembarangan dalam hal peyimpanan bahan bakar.
Apalagi jika bahan bakar disimpan di dalam rumah tempat tinggal, yang tentunya banyak potensi yang menyebabkan adanya percikan api baik itu dari Kompor, Rokok maupun arus listrik ataupun radiasi alat komunikasi.
“Kepada masyarakat yang masih menggunakan BBM atau botol plastik sebagai penyimpanan dan menyimpamnya di dalam rumah agar berhati-hati, dengan potensi adanya percikan api,” ujarnya.
Basuki mengakhiri edukasi yang diberikannya dengan menyampaikan, bahwa sebagai tenaga pendidik, pengabdian yang dilalukannya bukan hanya mengajar di kelas, tetapi juga memberikan masukan kepada masyarakat mengenai keselamatan dan pentingnya mengikuti aturan yang ada.
Dirinya berharap, melalui penyebaran informasi ini, kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian dalam penyimpanan dan penggunaan BBM dapat diminimalisir.